Relawan JFI-ALIT bergabung bersama tokoh masyarakat wilayah Ketintang menyusur kampung di pinggir rel Ketintang untuk membagikan hand sanitizer gratis, sekaligus memberikan edukasi tentang pencegahan virus corona.
Pukul 10.30 siang, sepuluh relawan yang terdiri dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi dan SMA, serta tokoh warga setempat mendatangi satu per satu rumah warga pinggir rel Ketintang. Mereka membagikan hand sanitizer, masker dan brosur edukasi mengenai pencegahan virus Corona. Langkah ini dilakukan sebagai lanjutan dari kegiatan donasi pengumpulan hand sanitizer yang diprakarsai oleh JFI-ALIT.
“Siang ini kita datangi warga dari rumah ke rumah untuk mengedukasi masyarakat. Kita lawan Corona bersama-sama,” ujar Ervan, tokoh masyarakat Ketintang yang juga giat mengkampanyekan Gerakan Jaga Omah Jaga Kampung untuk melawan Corona.
Mendatangi rumah satu per satu ini merupakan rencana aksi yang ditetapkan oleh team relawan JFI-ALIT demi tidak terjadi kerumunan, sekaligus bisa menjadi ajang berbagi informasi kepada masyarakat yang belum terpapar pengetahuan tentang Corona.
Rilna Parera, salah satu relawan JFI-ALIT menceritakan,”Warga yang tinggal di pinggir rel banyak yang tidak tahu tentang social distancing dan tetap di rumah untuk menghambat laju virus. Karena mereka harus tetap bekerja. Kami sampaikan pentingnya menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta menggunakan masker dan hand sanitizer. Mereka bahkan tidak tahu kalau Surabaya sudah menjadi zona merah Corona di Jawa Timur.”
Relawan JFI-ALIT lain, Betzy Alimanda juga menyampaikan kisah dari warga, “Warga sangat senang mendapatkan hand sanitizer karena mereka tidak bisa membeli lagi di toko-toko. Kami juga sekaligus memberikan edukasi cara pemakaiannya.”
Gerakan ini merupakan langkah pertama dari rangkaian langkah kemanusiaan yang dilakukan oleh JFI-ALIT. Selanjutnya akan menyasar wilayah-wilayah lain. Gerakan kemanusiaan ini dimotori oleh Jatim for Indonesia (JFI) dan ALIT Indonesia. JFI merupakan aliansi multi institusi, lintas iman, lintas generasi serta lintas etnis yang digagas oleh Yayasan Alit sejak 2018.