ALIT INDONESIA-SURABAYA. Derap langkah Program Dewa Dewi Ramadaya dilandasi dengan kerja sama multi sektor, dari pemerintah baik pusat maupun desa, lembaga pendidikan dan penelitian serta sektor industri. Hal ini untuk melengkapi proses hilirisasi produk yang dihasilkan dari Program Dewa Dewi Ramadaya.
Rabu, 23 Februari, dalam pertemuan multisektor melalui zoom yang diinisiasi oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, ALIT Indonesia memaparkan tentang Optimalisasi Manfaat Hutan Bagi Masyarakat Desa untuk Pengembagan Ekonomi Berkelanjutan dalam Program Dewa Dewi Ramadaya. Bersama dengan ALIT Indonesia, dari sektor pemerintah hadir Nugroho Satyo Nugroho, Direktur Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa, Ditjen Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa ( PKEI ) Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memaparkan tentang Pentingnya Penguatan BUMDES untuk Meningkatkan Skala Ekonomi Desa.
Dari Lembaga Pendidikan hadir Rico Ramadhan, peneliti dan dosen Universitas Airlangga membagikan pengalaman mengenai penelitian tanaman endemik di Indonesia. Dari sektor usaha hadir Dippos Naloanro Direktur PT. Mega Inovasi Organik yang bercerita tentang pengalaman menjalankan usaha produk organik dan situasi trend serta permintaan internasional.
Dari suara petani, diwakili oleh Muhammad Nurudin, Sekjen Asosiasi Petani Indonesia yang memaparkan mekanisme organisasi petani yang berhasil menapaki proses hulu dan hilir. Zoom meeting juga dihadiri oleh puluhan Kelompok Tani Hutan (KTH) dan LMDH binaan CDK dari seluruh provinsi Jawa Timur. Program ALIT menjadi inspirasi bagi Dinas Kehutanan dalam penguatan ekonomi sekaligus ekologi bagi warga desa hutan.
Diskusi zoom berlangsung selama lebih dari tiga jam, dan menghasilkan wawasan baru mengenai konektivitas antara desa, hutan desa, petani, tanaman endemik serta sektor usaha produk pertanian. Agro Ekologi menjadi bahasan yang mengemuka karena menyadari pentingnya pertanian yang berkelanjutan dan memberikan perhatian pada lingkungan.
Salah satu rencana tindak lanjut konkrit yang akan dilaksanakan berdasarkan meeting zoom tersebut adalah jalinan kerja sama ALIT Indonesia dengan PT Mega Inovasi Organik yang memiliki basis pasar di Jerman.
ALIT Indonesia telah memfasilitasi semua desa peserta Program Dewa Dewa Ramadaya dalam pembangunan lahan demonstration plot (demplot) menggunakan metode permakultur yang memiliki prinsip keberlangsungan, baik untuk tanah maupun keberlangsungan ekonomi. Dengan demikian, semua tanaman dari demplot ini ditanam secara organik.
Konsep permakultur, bukan hanya memberikan dampak yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga dapat mengurangi biaya perawatan tanaman karena semuanya diproses alami, tanpa membutuhkan pembelian pupuk kimia atau pestisida.
Tanaman, kontur serta ragam demplot akan dibangun dengan mengikuti potensi desa masing-masing. Permakultur diaplikasikan di beberapa demplot yang tersebar di 10 desa binaan Alit Indonesia ini dikelola oleh warga yg merupakan keluarga dari anak-anak yang mengikuti kegiatan di program dewa dewi ramadaya. Pembangunan lahan demplot ini merupakan bagian dari misi ALIT Indonesia untuk turut serta membangun masa depan anak-anak di wilayah desa peserta Program Dewa Dewi Ramadaya dan diharapkan bisa menjadi percontohan bagi wilayah lain.
Dippos Naloanro mengungkapkan ketertarikannya pada konsep permakultur yang dijalankan ALIT Indonesia dan menunggu hasil buah tropis, lada jawa dan vanili yang menjadi unggulan desa peserta Program Dewa Dewi Ramadaya.
“Kami sangat tertarik jika bisa bekerja sama dengan teman-teman ALIT dan teman-teman di bawah jejaring ALIT untuk mengembangkan produk yang secara pasar sudah ada dan over demand,” ujar Dippos Naloanro dalam meeting Zoom.
Dippos Naloanro juga menambahkan bahwa saat ini dari permintaan pasar, baru 10% yang bisa dipenuhi, karena hanya memenuhi produk yang organik.
Pengalaman ALIT Indonesia dalam pendampingan desa berbuah manis justru ketika memulai menempatkan pusat-pusat kegiatan anak di pinggir hutan sebagai pusat kegiatan pendidikan konservasi dan budaya.
Rencana tindak lanjut mengenai kerja sama ini akan disusun dan dijalankan dalam waktu ke depan disertai dengan semangat untuk membangun agro ekologi sebagai lingkungan yang baik bagi anak-anak. Darinya anak bisa belajar tentang lingkungan hidup dan menjadi sumber pangan yang bergizi untuk bekal masa depan mereka. *** (LF/MIS)