Kegiatan roadtrip berlanjut dari Desa Klungkung, Jember menuju ke Desa Sempu, Banyuwangi yang dilaksanakan pada tanggal 20-22 Juli 2022. Kegiatan roadtrip diikuti oleh Koordinator Duta Nasional (Ivan) bersama MIS (Rama dan Dicky) dan Tim Manajemen (Mas Rakai dan Ibu Yuli).
Kegiatan ini dilaksanakan dalamrangka pembuatan konten untuk Online Platform Dewa Dewi Ramadaya, yang merupakan program dari ALIT Indonesia. Namun salah satu perwakilan MIS yakni Tante Icha harus kembali ke kantor pusat di Surabaya untuk membuat storyboard lain pada kegiatan roadtrip selanjutnya serta memindahkan file footage yang sudah didapatkan dari Desa Klungkung, Jember.
Tak kalah seru dari Desa Klungkung, bahkan kegiatan dihadiri oleh lebih dari 10 orang duta yang masih usia pelajar. Kegiatan diawali dengan sambutan dari teman-teman di stasiun Kalisetail, Desa Sempu.
Mereka menyambut dengan ramah lalu mengajak tim untuk beristirahat sejenak lalu menyiapkan shooting pada hari selanjutnya. Tim beristirahat di salah satu penginapan milik saudara dari Duta Daerah yang berada di Desa Sempu.
Setelah beristirahat sehari serta menyiapkan peralatan dan kostum untuk shooting, tim segera berangkat ke demplot rumah adat yang ada di Desa Sempu. Di demplot, kami melakukan koordinasi singkat tentang agenda hari itu dan tempat mana saja yang akan dijadikan konten. Duta dengan senang hati mengantarkan tim untuk segera observasi lapangan sehingga shooting pun dapat dimulai.
Take shoot pertama dilakukan di kebun permakultur sekitar demplot. Shoot video ini difokuskan pada bagaimana masyarakat mengenal Desa Sempu sebagai kampung pembenih.
Sudah bukan hal yang sulit bagi remaja desa untuk melakukan pembenihan tumbuhan sayur-sayuran untuk memenuhi gizi mereka. Mayorits Duta Desa Sempu sudah sering mempraktikkan pembenihan sejak semasa kecilnya.
Orang tua mereka melakukannya hampir setiap saat untuk memenuhi kebutuhan perekonomiannya. Sungguh bangga dimana remaja masih ada yang memegang kultur bertani, karena di kota besar kultur bertani sudah banyak dilupakan.
Masyarakat perkotaan menggantungkan kebutuhan gizi mereka dari suplai panen desa. Mulai dari memilih benih, penyemaian, hingga perawatan tanaman mereka jelaskan dengan mudah dan bangga.
Shoot selanjutnya pada performance gamelan yang sudah mereka siapkan sejak jauh hari. Sungguh indah mendengar permainan gamelan beserta tarian penyambutan yang mereka tampilkan, ditemani dengan suguhan makanan khas daerah Banyuwangi, menambah rasa syukur telah dilahirkan sebagai bangsa dari negara yang memiliki hasta brata.
Pengalaman paling menarik yang tidak bisa dilupakan adalah susur sungai. Mulai dari berjalan di tepi sungai, bermain air, hingga rafting, sungguh bukan pengalaman yang tidak mudah didapatkan secara cuma-cuma. Tim bersama Duta melakukan take video di sekitaran sungai Kalisetail yang berarus.
Kalisetail merupakan aliran sungai dari gunung Raung yang jaraknya berkilo-kilo meter jauhnya. Bersama batuan yang terkikis dan menggelinding ke bawah, membuat Kalisetail menjadi tempat yang bagus untuk menguji adrenalin dalam melakukan rafting.
Rafting dimulai, para Duta mengenakan APD berupa helm dan life vest. Duta terbagi menjadi 3 perahu karet (rafting) dan 2 orang mengenakan ban (tubing). Kordutnas (Ivan) menantang adrenalin untuk menggunakan ban dan menggunakan Action camera untuk merekam sekitar dan membuat vlog.
Orang yang menggunakan ban bergerak terlebih dahulu dan disusul dengan tim yan menaiki perahu karet. Awalnya semua tertawa dan saling mengadu kecepatan mendayung dengan tujuan mencapai finish terlebih dahulu, hingga tak lama kemudian terjadi sebuah tragedi.
Tim dengan perahu awalnya saling menyalip dan melaju cepat ke depan. Hingga akhirnya mereka menemukan sebuah batu yang besar sehingga membuat ceruk seperti air terjun dengan tinggi hampir 1 meter. Karena tim dengan perahu melaju cepat sehingga tidak dapat memperingatkan tim yang menggunakan ban.
Tak lama kemudian terekam jelas dalam vlog bahwa tim yang menggunakan ban terjatuh ke dalam ceruk tersebut. Kordutnas yang menggunakan Action camera merekam kejadian dengan jelas.
Kamera yang awalnya menampakkan permukaan sekitar berakhir merekam arus dan tergoyang goyang. Dalam video terekam hampir 2 menit tregedi terekam hingga akhirnya tim penyelamat mengulurkan tali hingga terselamatkan.
Kordutnas yang awalnya mengenakan sepatu karang akhirnya berakhir telanjang kaki dengan memar serta lecet pada kaki. Kronologi kejadiannya adalah ban yang tiba-tiba terjatuh miring hingga terpisah dengan pengendaranya, dan karena daya apung ban yang lebih ringan membuat ban tersebut melesat cepat meninggalkan pengendaranya.
Arus kencang membawa pengendara hingga sejauh 10-15 meter dengan bebatuan yang relatif berukuran sedang (tidak melebihi ukuran tubuh). Meskipun begitu, kegiatan tubing dan rafting tetap kembali dilanjutkan dengan sangat seru dan semua peserta sangat menikmati kegiatan penuh adrenalin ini.***
Penulis : Muhammad Ranah Nirvananda
Editor : Riris Agustina Anggraini