Bambu merupakan tumbuhan yang tergolong dalam keluarga Graminea (Rumput-rumputan). Bambu disebut juga Giant Grass (rumput raksasa).
Bambu hidup berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap, dari mulai dari rebung, batang muda, dan dewasa pada umur 4-5 tahun. Batang bambu berbentuk silinder, berbuku-buku, beruas-ruas dan berongga, dan berdinding keras.
Di setiap buku terdapat mata tunas atau cabang. Akar bambu terdiri atas rimpang (rhizon) berbuku dan beruas. Tanaman bambu Indonesia ditemukan di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 300 mdpl. Pada umumnya, bambu ditemukan di tempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air.
Dalam kehidupan masyarakat pedesaan Indonesia, bambu memegang peranan yang sangat penting. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan antara lain batangnya kuat, lurus, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibentuk, mudah dibelah serta ringan sehingga mudah untuk diangkat.
Selain itu bambu juga relatif lebih murah dibandingkan dengan bahan bangunan lainya. Bambu juga dapat menjadi potensi yang dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat.
Budaya masyarakat menggunakan bambu dalam berbagai aktivitas kehidupan sehingga bambu dapat dikategorikan sebagai Multipurpose Tree Species (MPTS = jenis pohon yang serba guna).
Pemanfaatan bambu secara tradisional masih terbatas sebagai bahan bangunan dan kebutuhan keluarga lainnya (alat rumah tangga, kerajinan, alat kesenian seperti angklung, calung, suling, gambang dan bahan makanan seperti rebung, dan sebagainya)
Salah satu potensi desa yang dimiliki oleh Desa Palangsari adalah tanaman bambu. Ada beragam jenis bambu yang tumbuh subur di Desa Palangsari.
Dahulu pemanfaatan bambu bagi warga desa yaitu untuk membuat rumah mereka. Tetapi semakin lama tidak ada masyarakat desa yang menggunakan bambu untuk membangun rumah mereka.
Sebagian besar masyarakat sekarang menggunakan batu bata dan semen untuk membangun rumah mereka dengan alasan lebih cepat dan lebih muda dalam pengerjaannya. Sehingga bambu beralih fungsi hanya dimanfaatkan untuk membuat kandang ternak ataupun pagar di sekitar rumah mereka.
Melihat dari potensi bambu yang sangat banyak di Desa Palangsari, maka duta Desa Palangsari memanfaatkan bambu untuk membuat bangunan berkonsep modern. Rumah ini dibuat dari berbagai jenis bambu yang tumbuh di Desa mereka,seperti bambu Petong, bambu hitam dan bampu apus.
Sebelum mendirikan bangunan bambu kami membuat maket rumah bambu terlebih dahulu. Kemudian setelah contoh bangunan sudah jadi, maka tahap awal pembangunan dilakukan. Tahap ini yaitu mengumpulkan bahan baku terlebih dahulu.
Bambu yang akan digunakan untuk bangunan harus didiamkan selama minimal 2 minggu. Tujuannya agar bambu tersebut lebih kuat dan tidak mudah pecah ketika dipaku dan dibentuk.
Berbagai jenis bambu yang akan digunakan untuk bahan bangunan diantaranya yaitu bambu Petung dan bamboo rampal.
Bambu Petung digunakan untuk pondasi, karena bambu jenis ini tergolong kuat dan besar. Sedangkan untuk kerangka, kami menggunakan bambu rampal. Bambu jenis ini ukurannya lebih kecil dan cocok untuk dasar kerangka bangunan.
Para Duta Desa, dibantu oleh beberapa orang tua target grub yang bekerja sama dalam proses pembanguan bangunan ini. Para remaja yang tadinya sudah terbiasa dengan bambu tidak kesulitan dalam membantu proses pembangunan. Mereka sudah lihai dalam menggunakan alat yang disebut pangot (pisau yang berbentuk segitiga dengan ujung yang runcing dan sedikit bengkok). Proses pembangunan rumah bambu untuk saat ini masih berlangsung dengan melibatkan beberapa duta dan dibantu dengan para orang tua yang juga para ahli dalam mengolah bambu. Bangunan ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai contoh oleh masyarakat sekitar untuk membuat rumah dari bambu yang lebih modern.***
Penulis : Sonny
Editor : Riris Agustina Anggraini