Madura, sebuah pulau di Provinsi Jawa Timur yang kaya akan budaya pesisirnya yang indah. Di salah satu daerahnya yaitu Sumenep, berkembang sebuah tari tradisional yang bernama Tari Muang Sangkal. Tari Muang Sangkal kini menjadi fokus para Duta Daerah Sumenep untuk dilestarikan keberadaannya.
Ketika sedang menjalani latihan ataupun penampilan pentas seni, tentu tidak lengkap apabila kegiatan tersebut tidak diabadikan melalui foto atau video. Namun, terdapat beberapa kendala fotografi yang dihadapi duta daerah Sumenep.
Kendala yang ada diantaranya yaitu blur-nya foto ketika mereka mengambil gambar bergerak seperti tarian tradisional. Dalam teknik fotografi, terdapat tiga cara untuk mengontrol jumlah cahaya yang akan ditangkap, untuk membentuk satu foto.
Tiga cara tersebut dinamakan segitiga eksposure. Untuk angka eksposure yang semakin mendekati 0, berarti cahaya pada gambar tersebut semakin mendekati cahaya asli yang ditangkap oleh mata kita.
Sesuai dengan namanya, terdapat tiga komponen dalam segitiga eksposure yaitu ISO, Aperture, dan Shutter speed. Ketika jumlah cahaya dianggap kurang oleh kamera, maka kamera akan menambah jumlah cahaya dengan cara menaikkan ISO, memperlebar aperture atau memperlambat shutter speed.
Sebaliknya, ketika kamera memperlambat shutter speed, maka durasi kamera untuk menangkap cahaya akan semakin lama, namun kompensasi yang harus dikorbankan adalah ketika gambar bergerak terlalu cepat, maka gambar akan menjadi blur. Tidak perlu membeli kamera DSLR atau mirrorless mahal untuk menyelesaikan masalah ini. Kita dapat mengatur shutter melalui fitur manual di kamera smartphone kita masing-masing.
Patut diperhatikan juga, agar ISO yang diatur tidak terlalu tinggi untuk menghindari adanya noise dalam foto. Selain menggunakan kamera smartphone mereka masing-masing, para duta daerah juga diberi pelatihan secara praktek untuk menggunakan kamera mirrorless untuk memberi mereka pengalaman baru dalam hal fotografi.
Tidak hanya mengatasi permasalahan foto blur, para duta daerah juga diberi pengalaman untuk melakukan foto modelling penari muang sangkal. Ini dilakukan untuk melatih dan menambah pengalaman para duta daerah dalam komposisi foto. Baik dari komposisi gambar, warna, maupun angle yang digunakan untuk setiap scene yang ingin diabadikan.
Skill fotografi kurang lebih sama dengan skill memasak. Tidak hanya sekedar teori belaka, namun juga membutuhkan feeling dalam menangkap momen-momen tersebut. Ini merupakan kemampuan yang harus diasah secara terus menerus.
Dengan meningkatkan kemampuan fotografi, besar harapan agar Duta Desa Galis dan Prancak Kabupaten Sumenep, semakin gencar dalam melakukan promosi desa mereka. Sekecil apapun usaha yang mereka lakukan, akan berdampak positif bagi diri mereka, keluarga mereka dan masyarakat di sekitar mereka.***
Penulis : Putera Ramadhan
Editor : Riris Agustina Anggraini