Fotografi menjadi hal yang sangat penting pada saat ini. Fotografi digunakan untuk mengabadikan berbagai moment dan mendokumentasikan berbagai peristiwa penting.
Dalam program Dewa Dewi Ramadaya, fotografi menjadi hal yang krusial bagi duta daerah untuk memperkenalkan berbagai produk dan kebudayaannya. Pengenalan melalui fotografi dilakukan agar dapat lebih menarik perhatian masyarakat luas. Kali ini, Duta Desa Sikka dan Ladogahar berkesempatan untuk mendapat pelatihan dasar-dasar fotografi melalui trip dutanas.
Komposisi foto menjadi fokus utama dalam program ini. Komposisi foto yang tepat diharapkan dapat menghasilkan gambar yang padat informasi dan nyaman untuk dilihat. Banyak yang tidak mengetahui, bahwa software kamera smartphone sudah dibekali dengan alat bantu untuk memaksimalkan komposisi seperti rules of third, golden ratio, dan berbagai macam grid yang lain.
Pencahayaan juga menjadi salah satu faktor penting dalam fotografi. Banyak atau sedikitnya cahaya, dapat membuat objek foto kita tidak nyaman untuk terlihat. Permasalahan terkait dengan pencahayaan yang lain adalah backlight.
Backlight terjadi ketika posisi obyek membelakangi sumber cahaya. Backlight dapat terjadi tanpa kita duga. Sehingga untuk mengurangi efek dari backlight, kita dapat menggunakan fitur HDR (High Dynamic Range). Fitur HDR sudah tersedia hamper di setiap tipe smarthphone yang ada saat ini. Sayangnya, fitur HDR ternyata masih belum banyak diketahui.
Angle, dengan sedikit teknik angle dalam fotografi, kita dapat menyampaikan pesan-pesan yang lebih dalam pada foto tersebut. Kali ini para duta daerah Kabupaten Sikka dan Ladogahar mendalami 3 jenis angle yaitu high, low dan eye level angle.
Masing-masing angle memiliki posisinya masing-masing. Gambar yang sama dengan angle yang berbeda dapat memberikan kesan yang berbeda. Tentu saja penyampaian pesan yang sesuai dengan penggunaan angle juga secara estetika dapat lebih nyaman untuk dilihat.
Selain mengetahui secara teori, para duta juga dapat mempraktikkan dengan langsung dasar-dasar teknik fotografi tersebut melalui smartphone yang mereka miliki. Dengan memaksimalkan fitur yang disediakan oleh smartphone, hasil fotografi juga dapat menjadi lebih baik.
Skill fotografi tentu tidak dapat meningkat hanya dengan praktek satu hari saja. Kemampuan juga harus sering diasah untuk meningkatkan pengalaman yang ada di lapangan.
Peningkatan kapasitas fotografi oleh para duta diharapkan dapat meningkatkan promosi desa Sikka dan Ladogahar, agar masyarakat luas dapat lebih mengenal keindahan alam dan budayanya. Hal ini selaras dengan tujuan peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat desa melalui program desa wisata industri, desa wisata agro, ramah anak dan berbudaya.***
Penulis : Putera Ramadhan
Editor : Riris Agustina Anggraini