Sinar mentari mulai mengintip di balik bukit. Sinar hangatnya menembus dinginnya pagi di Lereng Bromo, mengiringi setiap langkah yang warga Suku Tengger ambil untuk pergi ke ladang.
Berladang di lahan miring dan berjalan kaki sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya yang berkembang di Suku Tengger. Lalu, siapakah Suku Tengger ini?
Mungkin sebagian besar dari kita sudah tidak asing lagi dengan Suku Tengger. Suku Tengger merupakan salah satu kelompok etnis yang berkembang di Indonesia. Suku Tengger mendiami sekitar lereng Gunung Bromo yang merupakan kompleks gunung berapi yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Provinsi Jawa Timur.
Suku Tengger tersebar di 4 wilayah kabupaten yang ada di kaki gunung Bromo, yakni Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang. Suku Tengger memiliki kekayaan dan keunikan dalam budaya dan tradisi yang mereka pertahankan hingga saat ini. Dari mulai upacara adat, kepercayaan, sistem pertanian, hingga budaya ethnomedicine.
Budaya yang berkembang di suku Tengger tidak lepas dari budaya agraris. Mereka percaya bahwa tanah di sekitar Gunung Bromo sangat subur, dan mereka menggantungkan hidup mereka pada pertanian. Mereka menanam berbagai jenis tanaman seperti sayuran, jagung, kentang, tanaman obat, kacang-kacangan, dan lainnya.
Salah satu tradisi terkenal suku Tengger adalah upacara Yadnya Kasada. Pada saat itu, suku Tengger akan melemparkan berbagai jenis hasil bumi yang mereka hasilkan ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai persembahan dan wujud rasa syukur kepada alam dan Sang Pencipta.
Suku Tengger percaya bahwa leluhur mereka merupakan Rara Anteng dan Jaka Seger yang memiliki 25 anak yang bertempat tinggal di Lereng Bromo. Ini juga tercermin dalam upacara yang dilakukan dua hari sebelum Kasada oleh para Romo Dukun Pandhita. Mereka meletakkan sesaji di 25 titik di sekitar Gunung Bromo, yang dipercaya sebagai petilasan dari 25 anak Joko Seger dan Roro Anteng yang merupakan leluhur Suku Tengger.
Penulis : Riris Agustina Anggraini
Editor : M. Ranau Alejandro