Belajar budaya dan alam memang tidak ada habisnya. Asyik dan menenangkan. Namun di samping belajar, menenangkan pikiran dan menyegarkan kembali tubuh juga sangatlah penting. Dalam hal ini, Tetirah Gayatri milik Alit Indonesia menjadi pilihan tempat yang sangat tepat. Disini, baik anak-anak, orang tua hingga masyarakat dari berbagai kalangan bisa mengenal kembali lansekap rumah era Jawa Kuno yang dipadukan dengan fasilitas modern.
Pusat Konservasi yang Penuh Makna
Tetirah Gayatri merupakan sebuah kompleks konservasi budaya yang didirikan berdasarkan filosofi pembangunan lingkungan masa pemerintahan Majapahit. Pembangunan Tetirah Gayatri dicetuskan oleh Ibu Yuliati Umrah, salah satu pendiri Yayasan ALIT Indonesia. Tujuan didirikannya kompleks ini adalah menciptakan sebuah tempat yang menggabungkan atmosfer masa lalu dengan kehidupan modern saat ini.
Tetirah Gayatri dirancang untuk menjadi pusat kegiatan pendidikan konservasi lingkungan dan kebudayaan, terutama untuk generasi muda, sekaligus sebagai tempat beristirahat bagi siapa saja yang ingin melarikan diri dari kesibukan kota besar. Kompleks seluas 8000 m2 ini, diresmikan pada tahun 2020.
Istilah “Tetirah” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “beristirahat”. Kompleks ini menawarkan berbagai aktivitas berdasarkan prinsip-prinsip sikap (brata) yang sesuai dengan budaya bangsa. Beristirahat di Tetirah juga berarti “berhenti sejenak” untuk merenungkan makna kehidupan, hubungan dengan sesama manusia, makhluk hidup lainnya, dan dengan Sang Maha Pencipta.
Tempat Belajar tentang Hasta Brata
Konsep Hasta Brata (8 sikap adab berbudaya) menjadi nilai utama yang diajarkan di sini dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, ketika pengunjung kembali ke aktivitas normal, pengunjung diharapkan menjadi individu yang lebih baik dan sehat. Delapan sikap bijak dan beradab dalam berbudaya yang diajarkan di Tetirah mencakup:
- WAREG yang menekankan pentingnya kesediaan sumber pangan untuk mencapai kekenyangan.
- WARAS yang berfokus pada kesehatan yang dipengaruhi oleh lingkungan yang baik, pikiran yang sehat, dan pengobatan yang sesuai.
- WISMO yang menekankan pentingnya tempat tinggal yang memenuhi kebutuhan dalam menjalani kehidupan bersama keluarga.
- WASIS merupakan pendidikan tentang pengetahuan, etika, dan keterampilan hidup.
- WICAKSANA adalah aturan yang dibuat untuk mencegah tindakan buruk terjadi.
- WASKITA merupakan sikap yang mencerminkan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- WASTRA yaitu berbusana yang mencerminkan nilai “AJI” pada diri seseorang.
- WARUGA, nilai terakhir dari Hasta Brata yang merupakan kemampuan gerak dan kebugaran tubuh, termasuk kemampuan dalam menari, bela diri, dan pembuatan persenjataan.
Adanya Hasta Brata menjadikan Tetirah Gayatri sebagai tempat yang berusaha untuk menginspirasi pengunjung agar lebih sadar, peduli, dan memiliki sikap yang lebih baik terhadap lingkungan dan budaya, sehingga pengunjung dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan mereka.
Fasilitas yang Tersedia
Tetirah Gayatri terdiri dari beberapa bangunan diantaranya Pendopo, Brahu Alit, Gedung Wasis, Griya Ageng, Gedung Waruga, Omah Dhahar, Gedung Wicaksana, dan Pondok Kumpul Bocah.
Diantara 8 gedung ini, Griya Ageng merupakan rumah utama yang menggunakan 7 jenis kayu dengan penuh makna filosofis. 7 jenis kayu ini diantaranya Kayu Jati, Kayu Suren, Kayu Wangkal, Kayu Kembang Kanthil, Kayu Sengon, Kayu Nangka, dan yang terakhir Kayu Randu. Bersantai di area ini, kita akan merasakan nuansa Jawa terasa sangat kental. Ditambah dengan pemandangan yang menakjubkan, membuat pikiran yang lelah dengan hiruk pikuk kota dapat kembali menjadi segar.
Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati pertunjukan Gamelan Jawa Timuran dan Tarian Tradisional yang dilakukan oleh anak-anak dampingan ALIT Indonesia di Pendopo. Atau bagi pengunjung yang ingin tetap menjaga kebugaran tubuh, ada Gedung Waruga, dimana tersedia perlengkapan gym dan jacuzzi yang indah.
Lalu bagaimana dengan dapur dan kamar mandinya? Jangan khawatir, meskipun bernuansa tradisional, fasilitas modern disediakan untuk melengkapi indahnya liburan kita. Termasuk kamar mandi dan dapur. Kamar mandi di Tetirah Gayatri dilengkapi dengan shower, pemanas air (heater) dan toilet duduk. Sedangkan untuk dapur, tersedia kompor dan alat-alat memasak yang lengkap, sehingga kita bisa memasak sambil menikmati indahnya alam lereng Gunung Bromo.
Tempat Konservasi Tanaman Endemik Bromo yang Dikelilingi Hutan, Sungai dan Air Terjun
Selain belajar tentang konservasi budaya, pengunjung juga bisa belajar tentang tanaman endemik dari Bromo. Ada 225 jenis tanaman yang tumbuh subur di area Tetirah Gayatri. Ketika pengunjung melangkah ke area hutan di belakang Tetirah Gayatri, pengunjung akan disuguhkan dengan hutan pinus dan tanaman raspberry hutan yang sangat segar.
Terdapat 3 air terjun yang ada di sekitar Tetirah Gayatri. Diantaranya Air Terjun Rambut Moyo, Air Terjun Kuda Jinak, dan Air Terjun Waringin. Sambil beristirahat, pengunjung bisa jalan-jalan ke area sungai dan 3 air terjun yang ada, sambil melihat aktivitas warga Suku Tengger yang sangat ramah.
Setelah jalan-jalan, pengunjung bisa menikmati makanan dari hasil memetik sendiri di kebun. Selain nikmat, tentunya makanan ini sangat sehat.
Bagaimana? Asyik sekali bukan? Dengan kekayaan budaya dan alam yang ada di Tetirah Gayatri, liburan yang dilalui akan lebih dari sekedar liburan biasa. Ini adalah peluang untuk mendalami kehidupan dan kebudayaan masyarakat, dan pengunjung akan pulang dengan wawasan yang lebih dalam, jiwa yang tenang, dan tubuh yang bugar.
Penulis : Riris Agustina Anggraini