ALIT Indonesia-Dalam dunia modern yang serba cepat ini, perhatian terhadap pengobatan tradisional dan penggunaan bahan alami semakin meningkat. Salah satu inovasi menarik datang dari salah satu Duta Dewa Dewi Ramadaya yang bernama Lusia Efrata (Dea, 19) dan Prudensia Anyelia Yuniati (Yuni,18). Mereka merupakan mahasiswa asal Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur yang sedang mengenyam pendidikan Program Diploma dalam bidang Pengobatan Tradisional di Universitas Airlangga.
Dea dan Yuni mencoba menggabungkan pengetahuannya di Kampus dengan sumber daya alam yang melimpah di lingkungan sekitarnya. Maka terciptalah tisane yang menggunakan bahan rempah dari Pegunungan Tengger dan Hutan Hujan Flores. Dea dan Yuni menciptakan produk herbal yang berkualitas dan memiliki manfaat kesehatan.
“Obat-obatan Tradisional itu identik dengan ‘Orang Tua’, seperti jamu dan produk herbal lainnya, rasanya pahit dan tidak nyaman untuk dikonsumsi.” kata Dea ketika diwawancarai.
Lalu Dea menambahkan dengan tegas “Dengan kebiasaan anak muda sekarang yang doyan nongkrong, sebenarnya tanaman herbal bisa masuk ke pasar itu. Dengan aroma yang harum dan rasa yang tidak terlalu kuat, tisane menjadi solusi keren dan trending untuk pasar anak muda agar mau mengkonsumsi obat-obatan tradisional.”
Tisane, yang sering disebut sebagai teh herbal, adalah minuman herbal yang terbuat dari berbagai bahan alami seperti daun, akar, buah, bunga, atau rempah-rempah. Tisane ini populer karena manfaat kesehatannya yang melimpah dan kemampuannya untuk meredakan berbagai masalah kesehatan.
Kedua mahasiswa ini memiliki pengetahuan tanaman obat yang telah diwariskan turun-temurun oleh keluarga mereka. “Saya dan Yuni tumbuh besar di Flores, sehingga saya banyak menguasai tanaman di Flores yang diajarkan oleh keluarga kami. Ditambah manfaat medis tumbuhan yang ada di tempat kami begitu unik dan sulit ditemukan di tempat lain, dan saya pelajari itu di Kampus” kata Dea.
Mereka berdua memutuskan untuk menggabungkan pengetahuan warisan dengan keterampilan akademisi, dan meluaskan jangkauan riset mereka di sekitar pegunungan Tengger. Hasilnya adalah produk tisane yang unik dan bermanfaat.
“Ya, benar kata kak Dea. Tidak banyak tempat yang memiliki ragam tanaman. Banyak juga tanaman yang kami butuhkan, untuk menyusun tisane yang kami rancang dan uji hanya ada di pegunungan Tengger. Seperti buah Raspberry dan bunga Camomile yang memiliki rasa lebih trendy banyak ditemukan di pegunungan ini, namun sulit di tempat lain” pungkas Yuni menambahkan jawaban Dea.
Salah satu faktor penting dalam keberhasilan produk tisane ini adalah bahan-bahan yang digunakan. Pegunungan Tengger dan Hutan Hujan Flores adalah tempat yang kaya akan berbagai jenis rempah-rempah dan tumbuhan obat yang telah digunakan secara tradisional untuk pengobatan berabad-abad lamanya.
“Ya, walau metode pengobatan tradisional belum banyak teruji dan terstandarisasi. namun keorganikan dan keamanan pangannya terjamin karena tumbuh liar dan alami sekitar hutan. Lalu banyak juga testimoni positif dari banyak orang sembari kami terus menguji dan menstadarisasi tisane sesuai regulasi.”
Banyak jenis tisane yang mereka berdua ciptakan salah satunya adalah Samadhi Broto, yang berfungsi untuk meredakan perut kembung. Produk tersebut dibuat dari cengkeh asal pulau Flores, secang, dan serai yang dibudidayakan di sekitar pegunungan Tengger.
Tisane ini bukan hanya produk minuman yang lezat, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Masing-masing bahan yang digunakan telah dipilih karena manfaatnya yang sudah diakui dalam pengobatan tradisional.
Selain manfaat kesehatan, produk tisane ini juga memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi bagi keluarga petani di sekitar Hutan Hujan Flores dan Pegunungan Tengger. Remaja yang terlibat dalam produksi tisane ini membantu mendukung para petani dan pengumpul rempah-rempah setempat. Ini membantu mendorong pelestarian alam karena memberikan pendapatan bagi masyarakat lokal untuk menjaga sumber daya alam yang ada.
Inovasi para mahasiswa dalam menciptakan tisane berbasis rempah dari Pegunungan Tengger dan Hutan Hujan Flores adalah contoh nyata bagaimana pengetahuan tradisional dan kearifan lokal dapat digabungkan dengan keterampilan modern, untuk menciptakan produk berkualitas tinggi. Selain memberikan manfaat kesehatan, produk ini juga mendukung ekonomi lokal dan pelestarian alam yang sejalan dengan semakin banyaknya minat terhadap pengobatan tradisional dan produk alami.
Penulis: Ranau Alejandro
Editor: Riris Agustina Anggraini