Kota Jember pernah mendapat julukan sebagai Kota Seribu Gumuk. Gumuk memiliki arti gundukan tanah hampir setinggi bukit. Keberadaan Gumuk hanya ditemui di wilayah lempeng tektonik aktif yang menyebabkan tingginya aktivitas gunung berapi. Keberadaan gumuk sering ditemui di wilayah ring of fire (cincin api) atau wilayah di yang dikelilingi gunung berapi aktif. Wilayah ini meliputi daerah yang cukup luas, yakni dari Kepulauan Oceania, Indonesia, Filipina, Taiwan, hingga Jepang.
Sumber Foto : Pegiat Lingkungan Jember
Gumuk di wilayah Jember terbentuk akibat letusan gunung Berapi Raung Purba yang melontarkan material letusan membentuk gundukan, tersebar di banyak kecamatan di Kabupaten Jember. Gumuk memiliki tinggi sekitar 50 hingga 100 meter dengan diameter 100 hingga 200 meter. Karena terbentuk dari lontaran material gunung berapi, jarak suatu Gumuk ke Gumuk yang lain dapat mencapai 3 KM. Persebaran Titik keberadaan Gumuk di Jember dimulai dari Kecamatan Ledokombo, Kalisat, Hingga Tanggul. Bahkan ada temuan material yang mencapai Ambulu dan Jenggawah. Semakin ke barat ukuran gumuk semakin kecil.
Gumuk umumnya dapat menyimpan air dalam jumlah yang banyak serta berfungsi sebagai perisai atau pemecah angin alami. Fungsi alami dari gumuk gumuk ini dapat menanggulangi berbagai resiko bencana alam. Gumuk juga dapat menjadi tempat tinggal fauna seperti serangga dan burung, sehingga terbentuk ekosistem alam di lingkup gumuk.
Sumber Foto: Pegiat Lingkungan Jember
Seiring berjalannya waktu, julukan “Kota Seribu Gumuk” yang disematkan kepada Jember sepertinya sudah tidak relevan. Kini jumlah Gumuk di Kabupaten Jember semakin sedikit karena di aktivitas penambangan dan alihfungsi lahan untuk kepentingan industri. Apabila gumuk-gumuk hilang ,dikhawatirkan akan terjadi angin besar yang dapat menghantam Kota Jember.
disekitar wilayah anak-anak dampingan ALIT Jember masih ditemukan Gumuk yang dimanfaatkan oleh warga sekitar. anak-anak dampingan, diceritakan mengenai Gumuk dengan metode dongeng interaktif, anak-anak juga diajak ikut memperagakan beberapa adegan-adegan atau visual yang didongengkan. Kami mendongeng mulai dari peristiwa meletusnya gunung Raung Purba, tentang longsoran material yang mengendap dan membentuk gumuk gumuk. Kami juga menyampaikan bahwa lontaran material yang menjadi gumuk tersebut akan menjadi habitat hewan-hewan dan sumber mata air. Dengan interaksi tersebut diharapkan mampu mendorong anak anak dampingan untuk menjaga Gumuk agar tetap lestari.
Penulis : Muhammad Idham Safi, Editor : M. Ranau Alejandro